Jangan beranggapan OSN merupakan ajang adu cerdas dan pintar semata. Para peserta tersebut sudah menjadi putra dan putri terpilih dari daerah masing-masing. Pernahkah kita bertanya kenapa banyak putra dan putri bangsa yang berprestasi dalam kompetisi sains nasional maupun internasional? Jawabannya adalah mereka memiliki semangat meritokrasi dan integritas tinggi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara penutupan OSN ke-14, di D.I. Yogyakarta, Sabtu (23/05/2015). "Di OSN inilah pada anak-anak kita tertanamkan semangat meritokrasi dan integritas yang menjadikan mereka menjadi sang juara," tutur Mendikud.
Mendikbud mengatakan, meritokrasi ini muncul dalam semangat anak-anak karena mereka diseleksi secara bertahap dan secara jujur. Peserta yang berprestasi akan terus melaju ke babak berikutnya. Meritokrasi mengirimkan pesan secara tegas bahwa posisi seseorang ditentukan oleh karya dan prestasinya. "Di OSN ini semua menjadi terpilih karena ada karya dan prestasi yang gemilang," ucap Mendikbud.
Tidak hanya meritokrasi, ajang OSN juga menanamkan semangat integritas yang tinggi. Prestasi anak-anak dapat muncul karena integritas. Mereka hanya akan merasa puas dengan hasil karya sendiri, dan bukan mencontek hasil karya orang lain. "OSN ini sebagi pintu awal untuk karya-karya gemilang selanjutnya. OSN adalah garis start, dan bukan garis finish," jelas Mendikbud.
Indonesia ke depan, kata Mendikbud, sangat membutuhkan generasi yang mampu mengombinasikan kecerdasan sains, kemampuan memasarkan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh sebab itu, Indonesia sangat membutuhkan anak-anak yang tidak sekadar menjadi ahli-ahli sains di laboratorium. Lebih jauh dari itu, hasil laboratorium dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan masyarakat.
"Melalui ilmu pengetahuan dan prestasi, anak-anak dapat berguna bagi kehidupan masyarakat, serta dapat menjawab persoalan nyata, menjadi bagian dari memberikan solusi. Ini yang kita ingin dorong melalui OSN," pungkas Mendikbud. Sumber berita www.kemdikbud.go.id (Kemendikbud)
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara penutupan OSN ke-14, di D.I. Yogyakarta, Sabtu (23/05/2015). "Di OSN inilah pada anak-anak kita tertanamkan semangat meritokrasi dan integritas yang menjadikan mereka menjadi sang juara," tutur Mendikud.
Mendikbud mengatakan, meritokrasi ini muncul dalam semangat anak-anak karena mereka diseleksi secara bertahap dan secara jujur. Peserta yang berprestasi akan terus melaju ke babak berikutnya. Meritokrasi mengirimkan pesan secara tegas bahwa posisi seseorang ditentukan oleh karya dan prestasinya. "Di OSN ini semua menjadi terpilih karena ada karya dan prestasi yang gemilang," ucap Mendikbud.
Tidak hanya meritokrasi, ajang OSN juga menanamkan semangat integritas yang tinggi. Prestasi anak-anak dapat muncul karena integritas. Mereka hanya akan merasa puas dengan hasil karya sendiri, dan bukan mencontek hasil karya orang lain. "OSN ini sebagi pintu awal untuk karya-karya gemilang selanjutnya. OSN adalah garis start, dan bukan garis finish," jelas Mendikbud.
Indonesia ke depan, kata Mendikbud, sangat membutuhkan generasi yang mampu mengombinasikan kecerdasan sains, kemampuan memasarkan, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh sebab itu, Indonesia sangat membutuhkan anak-anak yang tidak sekadar menjadi ahli-ahli sains di laboratorium. Lebih jauh dari itu, hasil laboratorium dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan masyarakat.
"Melalui ilmu pengetahuan dan prestasi, anak-anak dapat berguna bagi kehidupan masyarakat, serta dapat menjawab persoalan nyata, menjadi bagian dari memberikan solusi. Ini yang kita ingin dorong melalui OSN," pungkas Mendikbud. Sumber berita www.kemdikbud.go.id (Kemendikbud)
Posting Komentar